Total Tayangan Halaman

About Me

Foto saya
Cilincing Jakarta utara, DKI Jakarta, Indonesia
Hi, it's me,! my name is ANDA and I am a student from SMK 36 Jakarta, the field of fisheries expertise. This blog is about my personal life and my favorite post , fishery,tourism and more. You can find me on Facebook, Multiply, Posterous, and Friendster. Read more about me.

Senin, 19 Maret 2012

VEER ZAARA

Saat aku menulis catatan ini, lagu Tere Liye yang menjadi soundtrack film Veer Zaara ini mengalun shadu di kedua telingaku. Entahlah, akhir-akhir ini, lagu ini terus saja kuputar dan mengalahkan lagu-lagu lainnya, terutama lagu-lagu barat mellow yang sering kudengar. Ini karena saat aku mendengar lagu ini, ikut terbayang pula adegan haru dalam film ini, yaitu bagaimana Veer Pratap Singh, tokoh utama pria yang dibintangi oleh Sakh Rukh Khan dan Zaara Hayat Khan, tokoh wanita yang dibintangi oleh Prety Sinta, bertemu setelah 22 tahun lamanya keduanya berpisah.


http://img13.imageshack.us/img13/3111/veerzaaap01.jpg

http://img541.imageshack.us/img541/5625/veerzaarabig.jpg

http://img580.imageshack.us/img580/5625/veerzaarabig.jpgCast
Shahrukh Khan ... Veer Pratap Singh
Preity Zinta ... Zaara Hayaat Khan
Rani Mukherjee ... Saamiya Siddiqui (as Rani Mukerji)
Amitabh Bachchan ... Chaudhary Sumer Singh (Special Appearance)
Hema Malini ... Maati (Special Appearance)
Kiron Kher ... Mariam Hayaat Khan (as Kirron Kher)
Divya Dutta ... Shabbo
Boman Irani ... Jahangir Hayaat Khan
Anupam Kher ... Zakir Ahmed
Manoj Bajpai ... Razaa Shirazi (Special Appearance)
Zohra Sehgal ... Bebe


   Ceritanya bermula dari kematian nenek Zaara yang tinggal di Pakiskan itu bermohon kepada Zaara agar setelah ia meninggal, abunya dibawa ke india dan dihanyutkan ke sungai Gangga. Zaara pun pergi ke India dan mengirim abu itu tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Di perjalanan, bus yang ditumpangi oleh Zaara terjatuh. Disinilah awal dari pertemuan Zaara dengan Veer yang pada waktu itu menjadi pilot penyelamat angkatan udara India bertugas menyelamatkan penumpang bus itu, termasuk menyelamatkan Zaara. Dari sinilah keduanya menjadi dekat. Dibantu oleh Veer, akhirnya Zaara dapat pergi ke sungai Gangga dan menghanyutkan abu neneknya. Dan karena merasa memiliki hutang budi, Zaara menawarkan diri untuk membantu Veer tentang apa saja yang diinginkannya, akhirnya Veer yang mengajaknya untuk bermalam sehari dua hari di kampung halamannya bersama kedua orang tua Veer. Nah, dari sinilah persahabatan keduannya tumbuh makin erat dan berbuah cinta. Kebahagian itu harus berhenti ketika Zaara harus kembali pulang. Dan ketika mengantarkan Zaara, tepatnya di stasiun kereta api, Veer mengungkapkan rasa cintanya, walau pada saat itu tunangan Zaara datang untuk menjemput. Keduanya pun berpisah.
Pernikahan Zaara dengan tunangannya segera diselenggarakan. Dalam masa-masa itu hati Zaara terus diliputi oleh kesedihan, oleh rindu yang terus-menerus datang tiap waktu.

http://img149.imageshack.us/img149/568/veerzaara2004cd3dvdripx.jpg

http://img138.imageshack.us/img138/568/veerzaara2004cd3dvdripx.jpg

http://img27.imageshack.us/img27/568/veerzaara2004cd3dvdripx.jpg

http://img541.imageshack.us/img541/568/veerzaara2004cd3dvdripx.jpg

http://img138.imageshack.us/img138/6974/veerzaara2004cd3dvdripxp.jpg

http://img266.imageshack.us/img266/8031/shot0001r.png

http://img341.imageshack.us/img341/2064/veerzaara2004cd1dvdripx.jpg

http://img13.imageshack.us/img13/2064/veerzaara2004cd1dvdripx.jpg

http://img13.imageshack.us/img13/9215/veerzaara2004cd2dvdripxt.jpg


Ia tidak dapat membohongi dirinya sendiri bahwa sebenarnya ia juga telah jatuh cinta pada Veer dan oleh karena itulah ia bersedih. Namun, Zaara tidak dapat berbuat apa-apa terhadap cintanya itu disebabkan ayah Zaara adalah seorang politisi Pakistan yang sangat berambisi menang dalam pemilu kali ini. Dan untuk menang, ia harus menjalin hubungan baik dengan ayah tunangannya Zaara . Bila Zaara dan tunangannya  akhirnya benar-benar menikah, bisa dipastikan ia akan menang dalam pemilu. Namun, Shabu, sahabat Zaara menilpon Veer dan menceritakan keadaan Zaara. Dan pada akhirnya, Veer datang ke India, hendak menggagalkan pernikahan Zaara. Namun, keinginannya itu diurungkannya ketika ibu Zaara datang memohon agar Veer tidak menggagalkan pernikahan Zaara. Dengan bijak, Veer berjanji pada ibu Zaara bahwa ia akan berkata baik pada Zaara dan menyarankan Zaara untuk menikah dengan tunangannya. Dengan berat hati keduanya menjalani keputusan itu. Zaara pun mau menikah dan Veer kembali ke India.

            Di sinilah awal dari kisah perpisahan Veer dengan Zaara. Saat pulang ke India, Veer dituduh sebagai mata-mata India yang diburu oleh pemerintah Pakistan. Ternyata, semuanya adalah ulah tunangannya Zaara. Dalam tuduahan itu, Veer harus mengaku bahwa bahwa ia Rajesh Rathod. Di sinilah pengorbanan cinta Veer benar-benar diuji. Kalau dia tidak mengaku sebagai mata-mata, dengan mengatakan bahwa ia adalah seorang pilot dari India yang datang ke Pakistan, maka pernikahan Zaara akan kacau sebab polisi akan datang ke rumah Zaara yang pada saat itu sedang ada pernikahan. Dan ini akan merusak pernikahan itu. Dan kalau Veer mengaku maka ia akan dipenjara di Pakistan. Akhirnya, demi cintanya, demi melindungi kehormatan Zaara dan keluarganya, Veer memilih yang kedua. Sampai 22 tahun, mereka bepisah.
Kini, mereka dipertemukan kembali ketika seorang pengacara yang peduli pada tahan India di Pakistan hendak membebaskan Veer dari tahanan. Ia, untuk menang dalam sidangnya, datang ke India dan membawa Zaara yang tidak diduganya tinggal di rumah Veer bersama Shabu. Menurut ceritanya, Zaara minta cerai pada suaminya ketika diketahui bahwa bus yang ditumpangi Veer saat pulang ke India terjatuh dan Veer dianggap meninggal dunia. Setelah itu, ayah dan ibu Zaara meninggal. Zaara pun meninggalkan Pakistan dan kembali ke India, hidup bersama ayah ibu Veer.

http://img13.imageshack.us/img13/2711/veerzaara2004cd2dvdripx.jpg

http://img13.imageshack.us/img13/3112/veerzaara2004cd2dvdripxj.jpgDemikian akhir dari film ini, Veer Pratap Singh bertemu kembali dengan cintanya, Zaara Hayat Khan dan hidup bersama di India.
Jujur, aku menitikkan air mata saat menonton film ini. Ada benarnya kata kawanku, bahwa kehebatan film india, adalah kemampuannya membuat penonton ikut bersedih hingga menitikkan air mata. Dan tidak berlebihan bila ada yang bilang bahwa film india adalah filmnya kaum hawa yang sukanya romantis dan cengeng. Sehingga, ketika awal aku mencari film ini, aku sempat kurang PD di hadapan penjaga rental. Namun, setelah kutonton filmnya, aku merasa tidak rugi. Sebab, film ini benar-benar mencerahkan, menghidupkan hatiku dan memberiku pengetahuan tentang arti cinta bagi seseorang. Bahwa cinta adalah pengorbanan. Bahwa cinta itu tidak emosional dan mau mendengarkan orang lain. Bahwa cinta jangan sampai membuat orang lain di sekitar kita menderita karena cinta kita. Bahwa tujuan dari cinta adalah kebahagiaan orang yang dicintai. Bahwa cinta itu kuat dan mampu menghadirkan keajaiban hidup. Bahwa yang dibutuhkan cinta bukanlah kesenangan, tetapi cinta-yang-terus-menerus-mencinta, yang tidak ada batasnya. Bahwa dalam diri seseorang yang mencintai, ada kasih tuhan yang bersemayam di situ. Seolah-olah dengan adanya cinta itu, menunjukkan bahwa kasih tuhan yang tidak ada batasnya itu, yang dalam pandangan nalar mustahil dimiliki oleh manusia, dapat terwujud dalam diri seseorang. Dengan adanya cinta, seseorang percaya bahwa sebenarnya manusia dapat mencerminkan sosok ketuhanan dalam dirinya. Bahwa dalam diri manusia itu ada sifat ketuhanan yang dapat terwujud. Dan itu, sekali lagi, ada karna cinta. Karna cinta.


http://img341.imageshack.us/img341/2711/veerzaara2004cd2dvdripx.jpg        Film ini, seperti film-film lainnya, ketikan sesen bernyanyi, bersifat teatrikal. Itu dapat dilihat kala adegan bertemunya Veer dan Zaara di pengadilan dengan iringan lagu Tere Liye. Tapi menurutku, justru dengan adegan yang bersifat teatrikal inilah nuansa rohani itu muncul. Dimana, bila ditayangkan adegan itu dengan format yang biasa, tarian yang biasa, nuansa-nuansa rohani itu tidak dapat kita rasakan. Dalam dunia nyata yang serba bersifat material, yang kehidupannya biasa dan kaku, kita tidak akan dapat merasakan dunia rohani seperti ketika kita menonton fiml. Oleh karena itu, karya-karya seni; baik mulai dari sastra, lukis, musik dan film diperlukan oleh seseorang untuk menghadirkan yang rohani itu. Dimana dalam kehidupan biasa kita sulit menemukannya. Oleh sebab itu, pelencengan terhadap kehidupan dunia nyata dalam karya seni itu kadang perlu untuk memunculkan yang rohani itu. Dan dari sini pula dapat ditarik pada keberagamaan kita. Bahwa sebenarnya tasawwuf itu adalah seni dalam islam. Ia hadir untuk memunculkan yang rohani dalam kehidupan keberagamaan islam yang kaku, yang melulu terpatok pada hukum syariat. Dan dapat dipahami pula bahwa, “pelencengan” dari ajaran-ajaran islam yang formal dalam tasawuf itu sama dengan pelencengan karya-karya seni dari dunia nyata. Dimana tujuan dari itu semua, adalah menghadirkan yang rohani.