Total Tayangan Halaman

About Me

Foto saya
Cilincing Jakarta utara, DKI Jakarta, Indonesia
Hi, it's me,! my name is ANDA and I am a student from SMK 36 Jakarta, the field of fisheries expertise. This blog is about my personal life and my favorite post , fishery,tourism and more. You can find me on Facebook, Multiply, Posterous, and Friendster. Read more about me.

Rabu, 22 Desember 2010

Hubungan Ikan Amphiprion Dengan Anemon


Ikan Amphirion

Apabila mendengar nama ikan badut, dalam ingatan orang akan cenderung terbayang pada sosok ikan bernama latin Amphiprion ocellaris. Meskipun demikian, ikan badut sebenarnya terdiri tidak kurang dari 29 jenis. Mereka seluruhnya berpenampilan cantik dan lucu. Dua puluh delapan jenis ikan badut ini merupakan spesies dari genus Amphiprion, sedangkan satu jenis merupakan spesies dari genus Premnas. Premnas mempunyai ciri khusus, yaitu berupa “duri” preoperkularis yang dijumpai di bawah matanya..





Ikan badut diketahui merupakan ikan yang mempunyai daerah penyebaran relatif luas, terutama di daerah seputar Indo Pasific. Satu jenis, yaitu A. bicinctus, diketahui merupakan endemik Laut Merah. Mereka, pada umumnya, dijumpai pada laguna-laguna berbatu di seputar terumbu karang, atau pada daerah koastal dengan kedalaman kurang dari 50 meter dan berair jernih. Di perairan Papua New Guinea, bisa ditemukan ikan badut tidak kurang dari 8 spesies.
Di alam, kehadiran ikan badut pada anemon dapat melindunginya dari agresifitas beberapa jenis ikan seperti ikan angle atau ikan butterfly yang akan memangsa tentakelnya. Sebaliknya ikan badut memanfaatkan anemon tersebut sebagai tempat berlindung dari musuh alaminya. Tanpa perlindungan dari anemon, ikan badut hanya dapat bertahan hidup beberapa menit saja sebelum dimangsa oleh musuhnya.
Seperti halnya penghuni laut lainnya, ikan badut sebenarnya tidak memiliki kemampuan untuk melawan racun dari anemon. Meskipun demikian mereka memilki taktik yang jitu bagaimana mengatasi racun tersebut. Tentakel anemon dilapisi oleh lendir yang memiliki kandungan tertentu untuk melindunginya dari sengatan tentakel yang lain atau tersengat oleh tentakel sendiri. Lendir inilah yang dimanfaatkan oleh ikan badut untuk melindungi badannya dari sengatan tentekal anemon. Ikan badut dapat bertahan beberapa saat terhadap sengatan tentakel sebelum lumpuh. Degan cara menggosok-gosokkan badannya secara cepat pada tentakel ikan badut dapat melumuri seluruh tubuhnya dengan lendir antisengat tentakel. Dalam waktu satu jam seekor ikan badut akan bisa memenyelimuti seluruh tubuhnya dengan lendir antisengat tersebut, sehingga pada akhirnya dia akan kebal sama sekali terhadap sengatan tentakel. Dengan demikian, mereka akhirnya akan aman beramain dan berada diantara tentakel-tentakel anemon. Pada malam hari mereka sering tidur dengan berselimutkan tentakel-tentakel tersebut.
Apabila ikan badut dipisahkan dari anemon selama beberapa jam, mereka akan segera kehilangan kekebalannya. Dan untuk menjadi kebal kembali mereka perlu beradaptasi dan memerlukan waktu seperti disebutkan diatas.

Simbiosis Amphiprion dengan Anemon

Istilah “simbiosis” berarti “hidup bersama.” Banyak contoh yang terjadi didalam terumbu karang tetapi salah satu contoh klasik adalah simbiosis antara anemon penyengat dengan damselfishes tertentu, yang sebagian besar termasuk dalam genus Amphiprion.
Simbiosis yang dilakukan ikan Amphiprion dengan anemone adalah jenis simbiosis mutualisme, Di mana simbiosis mutualisme adalah bentuk keterikatan dua jenis mahluk hidup yang saling menguntungkan.
Ada 10 jenis host anemon laut di dunia dan semua itu ditemukan di Asia Tenggara. Separuh dari 28 jenis ikan anemon di dunia juga terdapat di daerah ini.
Baik anemon laut maupun ikan yang hidup didalamnya merupakan mitra yang saling menguntungkan dengan melakukan hubungan timbal balik. Ikan anemon membutuhkan anemon laut sebagai perlindungan, dan juga dengan menggesek-gesekkan tubuhnya pada tentakel agar tetap sehat. Suatu kesalahpahaman jika menganggap ikan anemonlah yang memberi makan anemon laut. Perilaku ini terjadi bila mereka hidup didalam kolam pemeliharaan, namun jarang terlihat di alam. Anemon laut menangkap makanan mikroskopiknya sendiri.
Bagaimana ikan mampu hidup di antara anemon laut dengan cara berenangnya yang tidak biasa dan dengan adanya zat kimia tertentu didalam mantel lendir yang melindunginya dari nematocyst (sel penyengat) tanpa merasa terbakar? Ini yang disebut kekebalan yang diperoleh dalam masa beberapa jam manakala postlarva yang kecil dapat bertahan di terumbu karang. Jika ikan muda cukup beruntung untuk menemukan sebuah anemon laut sebelum diikuti oleh proses aklimatisasi yang membuat kontak secara gradual dengan tentakel. Secara cepat perubahan zat kimia terjadi di dalam mantel lendir ikan dan sel penyengat tidak lagi menyakitinya.
Ikan-ikan anemon tidak pernah ditemukan tanpa rumahnya. Tentakel, yang akan menyengat semua makhluk yang melewatinya, menawarkan tempat perlindungan. Beberapa jenis ikan anemon benar-benar masuk ke mulut anemon laut dalam waktu singkat. Anemon, yang tampak sehat, kadang-kadang ditemui tanpa adanya ikan, dan mereka lebih membutuhkan mitra ikannya dibandingkan asosiasinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar